ASSALAMUALAIKUM WR.WB
Apa kabar
teman-teman pembaca yang sedang menikmati Literasi Islami, kali ini kita akan
membahas tentang Keutamaan Ilmu, Belajar dan Mengajar, sebagian isi dari
tulisan ini saya ambil referensi dari Kitab Ihya’ Ulumuddin karangan Imam
Al-Ghazzali, selamat menikmati dan semoga menjadi berkah untuk kita semua.
Ilmu
adalah jendela dunia, jika ingin melihat dunia maka perbanyaklah ilmu, mau
tidak mau atau suka tidak suka manusia pasti pembelajar, kalau kita mengingat
sedikit kembalikan memori kita ke masa dimana kita terbaring kemudian mulai
duduk dan terus merangkak hingga bisa berjalan dan berlari jika bukanlah karena
sebuah pengajaran dan pembelajaran, tanpa kita sadari sepanjang hidup kita
adalah sebuah pembelajaran, tergantung setiap kita menyikapinya seperti apa.
Dalam
Kitabnya “IHYA’ ULUMUDDIN” Imam Al-Ghazzali menegaskan tentang Kautamaan Ilmu,
Belajar dan Mengajar, ia seorang tokoh terkemuka dalam kencah Filsafat dan
Tasawuf, menulis kitab begitu banyak dan begitu terkenal di kalangan nya hingga
saat ini, di dalam Ihya’ Ulumuddin yang terdiri dari 4 Jilid yang sudah di
terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, pada jilid pertama dan bab pertama Imam
Al-Ghazzali membuka karangannya dengan diawali tentang Keutamaan Ilmu, Belajar
dan Mengajar, membuktikan betapa pentingnya Ilmu, betapa pentingnya seorang
pelajar dan pengajar .
QS.
Al Mujahadah Ayat 11
Artinya:
“Di angkat oleh orang-orang beriman daripada kamu dan orang-orang yang di beri
Ilmu dengan beberapa tingkat”
Ibnu
Abbas RA mengatakan, “unutk Ulama (orang berilmu) beberapa tingkat di atas
orang mu’min dengan 700 tingkat tingginya , antara dua tingkat itu jaraknya 500
tahun perjalanan”, sahabat sekaligus sepupu Nabi SAW tersebut juga seorang
berpengetahuan luas dan ahli tafsir, ia juga banyak meriwayatkan hadis-hadis,
maka patutlah betapa penting nya Ilmu bagi Ibnu Abbas R.A
Kita berlindung kepada Allah SWT
atas hari pembukaan apa yang tertutup, sesungguhnya manusia itu tertidur,
apabila mati maka dia terbangun. Berkata AL-Hasan R.A :
“ Ditimbang tinta para ulama dengan darah para syuhada, maka beratlah
timbangan tinta para ulama itu dari para syuhada”
Ilmu di bandingkan dengan darah para
syuhada, begitu kata Al-Hasan R.A, dan derajatnya jauh diatas orang mukmin
menurut Ibnu Abbas R.A, begitulah menurut dua tokoh islam di zaman itu, dan
kemudian di zaman yang serba canggih ini, apakah ilmu itu menurut kita?.
Bersabda
Nabi SAW :
طلب العلم فريضة علي كل مسلم
“
Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”
Setelah Imam Al-Ghazzali membuka
karangannya dengan keutamaan ilmu, kemudian disusul di bagian kedua, ialah tentang
keutamaan belajar,ilmu tentu hanya dapat kita gapai dengan belajar , seperti
hadis di atas yang diriwayatkan Abu Na’im dari Ali dan sanad hadis marfu’,
bahwasanya menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk menuntut ilmu atau
belajar.
Berkata Imam Asy-Syafi’i R.A : “Menuntut Ilmu adalah
lebih utama daripada berbuat ibadah sunnah”. Ibadah itu baik dan harus kita
kerjakan, tapi cobalah berilmu terlebih dahulu sebelum melakukan ibadah,
mungkin begitu maksud Imam Asy-Syafi’i menurut penafsiran saya sendiri.
Allah SWT telah memfasilitasi kepada
dunia tentang ilmu, maka wajiblah kita menuntutnya, setelah itu jadilah
pengajar, karena ilmu bila telah di tuntut maka haram menyembunyikannya, oleh
karenanya sebarkanlah ilmu itu sejauh mata memandang , sampaikanlah, kepada
siapapun tentang ilmu mu.
QS.
Al-Baqarah ayat 146
Artinya:
“Ssungguhnya satu golongan dari mereka menyembunyikan kebenaran sedang mereka
itu mengetahuinya”
Ilmu , Pelajar dan Pengajar
berserikat terus menyambung sampai hari kiamat datang, Ilmu tak akan pernah
hilang, Pelajar tak akan pernah habis, Pengajar tak akan pernah mati, karena
ilmu itu, kehidupan hati dari kebutaan, sinar penglihatan dari kedzaliman dan
tenaga badan dari kelemahan, dengan ilmu, hamba Allah itu sampai ke tempat
orang baik-baik dan derajat tinggi, memikirkan ilmu seimbang dengan berpuasa,
mengulang – ulanginya seimbang dengan mengerjakan sholat, dengan ilmu orang
taat kepada Allah Azza Wajalla, beribadah, berjanji, bertauhid, menjadi mulia,
menjadi wara’, menyambung silaturahmi dan mengetahui halal-haram, ilmu itu iman
dan amal itu pengikutnya, di ilhamkan ilmu
kepada orang-orang berbahagia dan di haramkan kepada orang-orang celaka,
kita bermohon kepada Allah SWT taufiq yang baik.
Alhamdulillah ringkasan singkat
tentang Ilmu, belajar dan mengajar selesai saya tulis dan saya bagi, semoga
menjadi pembelajaran buat saya pribadi dan khususnya untukkita semua, semoga
kita dapat menjalankan puasa dengan keberkahan yang melimpah, dan semoga
setelah bulan Ramadhan ini kita semakin bertambah lah ilmu pada diri kita.
wasslamualaikum
Wr.Wb.
👍🏻👍🏻👍🏻
BalasHapus