Rabu, 05 Mei 2021

Filosofi Puasa Ulat dan Ular

 

Assalamu’alaikum Wr.Wb

            Hai penikmat Literasi Islami, semoga Ramadhan kali ini memberikan kita semangat untuk mencapai “Rayyan” (pintu Syurga), pintu yang disiapkan untuk orang-orang yang berpuasa, diriwatkan Al-Bukhari dan Muslim dari Sahl Bin Saad, Nabi SAW Bersabda, Surga itu mempunyai sebuah pintu yang dinamakan “ Ar-Rayyan” yang tidak memasuki pintu itu selain orang-orang  yang berpuasa, dan di janjikan dengan menjumpai Allah Ta’ala pada balasan puasanya. Kemudian dimanakah kedudukan puasa kita kali ini?, semoga kita semua mencapai “Ar-Rayyan”.

            Literasi Islami memberikan dua pandangan terhadap kedudukan puasa, sebuah filosofi sederhana antara Ulat dan Ular, kedua hewan ini adalah hewan melata, tahukah anda bagaimana Ulat dan Ular berjalan?, mungkin cara kedua hewan ini berjalan hampir sama, tapi tentu ulat terlihat lebih buruk dari pada ular, coba perhatikan adakah pencinta ulat?, ataukah kita lebih sering mendengar pencinta Reptil?.

            Dalam pelajaran biologi kita pasti pernah mempelajari tentang metamorfosis, tapi anggaplah ulat yang hina dan tidak di perdulikan keberadaanya itu menyadari akan dirinya yang hina, karena kesadarannya kemudian dia berkeinginan merubah dirinya menjadi lebih baik, ulat kemudian berpuasa, menahan diri dari lapar, haus dan menyendiri di balik selimut kepompong, setelah sekitar dua minggu lamanya berpuasa didalam kepompong si ulat kemudian keluar dari kepompong nya, tapi bukan sebagai ulat, dia merubah wujud dan namanya menjadi kupu-kupu, yang awalnya adalah ulat, berjalan di tanah dan menjijikan kini menjadi kupu-kupu , terbang dan indah. Dalam ilmu biologi disebut metamorfosis, tapi secara tidak langsung kita sadar bahwa selama berada di dalam kepompong ulat berpuasa, tidak makan dan tidak minum.

            Tak jauh berbeda dengan ulat, seekor ular juga berpuasa beberapa hari menahan haus dan lapar untuk mengganti kulitnya, setelah berpuasa dan mengganti kulitnya, hewan melata itu tetaplah menjadi ular, tetap berjalan di tanah, dia tidak terbang setelah berpuasa untuk mengganti  kulitnya (metamorfosis), ular tetaplah ular, namanya pun tak berubah, bahkan manusia pun tetap memandangnya dengan rasa takut, mengerikan dan berbahaya, berbeda dengan ulat yang awal nya lebih terhina dan terkesan menjijikan kini keberadaannya digadang-gadang  akan ada tamu yang datang kerumah, entah dari mana mitos itu, tapi begitulah orang tua katakan jika melihat kupu-kupu di rumah, dengan puasa seekor ulat dapat merubah dirinya menjadi lebih baik dan menjadi lebih berarti, ular juga berpuasa tapi hanya mampu mengganti kulitnya dan tidak merubah apa pun dari bentuknya, karena itu ular terkadang sering di jadikan kambing hitam dalam percakapan manusia “dasar ular!”

 

            Di tahun 1442 H ini bagaimanakah puasa kita?, dapat kah puasa seperti ulat sehingga setelah ramadhan akan menjadi kupu-kupu, yang awalnya keberadaan kita diabaikan oleh masyarakat tapi

setelah ramadhan kehadiran kita dinantikan di setiap jema’ah lima waktu, atau kita akan berpuasa seperti ular?, yang awal nya mengerikan dan setelah ramadhan akan kelihatan lebih mengerikan, keberadaan kita pun dicemaskan oleh masyarakat, dan pada intinya puasa kita tak memberi perubahan setelah ramadhan yang kita lalui, dan seperti yang sering kita dengar “hanya mendapatkan lapar dan haus”

كل   حسنة  بعشر  امثالها الى سبعماءىة  ضعف  اﻻ  الصيام  فاءنه   لى   و  انا اجزء  به

“Tiap perbuatan baik pahalanya 10 kali sampai kepada tujuh ratus kali selain daripada puasa, maka puasa itu adalah bagiku dan aku akan membalasnya” (HR.Al-Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah).

Begitulah perumpamaan puasa, tak disebut pasti berapa pahalanya, hanya Allah SWT yang berhak atas pahala puasa, karena puasa adalah antara manusia dan Allah Swt yang tahu. Karena tidak seorang pun yang tau hari ini kita puasa atau tidak.

            Semoga tahun ini puasa kita dapat merubah kita menjadi pribadi lebih baik, dan ramadhan menjadikan kita lebih bersinergi dalam menjalani kehidupan, semoga “Ar-Rayyan” merindukan kehadiran kita memasuki pintunya, Alhamdulillah selesai ringkasan singkat tentang filosofi puasa Ulat dan Ular yang saya kutip dari tausiah ustadz Ali Hasan, S,Pdi tadi malam, ulasannya menarik saya untuk mengangkat judul ini, semoga bermanfaat untuk kita semua dan khususnya saya sendiri.

Assalamualaikum.wr.wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PASCA ISRA'MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW

  Assalamualaikum Wr.Wb Hai sobat literasi dimanapun berada, gimana ni uda baca apa aja akhir-akhir ini, jangan sampai hilangkan kebiasaan...