Kamis, 22 Desember 2022

HARI IBU DI PESANTREN AR RAUDHATUL HASANAH

 

            Kalau mengingat hari ibu, tepatnya hari ini, aku jadi teringat semasa di pondok beberapa tahun silam, dari ribuan teman atau santri ada satu santri yang aku ingin katakana paling  keras kepala yang aku kenal, tak perlu ku sebut namanya, anggap saja namanya Budi.

            Dia mengaku sangat tidak suka pada sosok ayahnya, bahkan kerap kali dia bermimpi menjadi sosok power ranggers seperti tokoh film jepang anak-anak, Budi yang tengah bermimpi menjadi power rangers sedang bertarung dengan sosok monster yang siap menghancurkan bumi, dan yang mengagetkan adalah, si monster ternyata ayahnya sendiri, kebanyakan nonton film hari minggu nih anak, atau lupa baca do’a sebelum tidur.

            Bertepatan dengan hari ibu yang katanya untuk memperingati ibu di seluruh dunia, timbul lah satu pertanyaan aneh dari si budi, “kenapa ada hari ibu di dunia ini?”, saat itu kami sedang berondok di gedung Al-Azhar karena tidak pergi ke masjid, seingatku itu waktu ashar, hanya agar dapat olahraga lebih awal dari yang lain, untuk alas an yang logis tapi tak bermoral Budi dan aku rela berondok di gedung papan yang penuh meja dan bangku itu, separuh atasnya terbuka menghadap langit sebagai fentilasi tanpa jerjak.

            Mendengar pernyataan aneh itu sontak aku terdiam, tapi ada sedikit kesal dalam hatiku, setahu ku dia hanya tak suka pada ayahnya tapi kali ini kenapa hari ibu pun jadi masalah buatnya, spontan aku menjawab “mungkin karena nabi bilang berbakti kepada ibumu 3 kali baru ayahmu” tiba-tiba berhamburan santri-santri dari tangga-tangga masjid, kami pun berlari secepat mungkin menuju asrama bergegas ganti baju olahraga.

            Bagaimana kami tidak bahagia, walaupun mala mini muhadharah tapi ini malam jum’at, tentu besok tanggal merahnya pondok, hari jum’at menurutku hari paling dinanti semua santri, kami duduk di kukhun usai muhadharah.

“Ente Budi kenapa tak setuju ada hari ibu?” tanyaku perihal tadi siang,

“seperti kata ente tadi siang, nabi Muhammad SAW pun mengingatkan kita berbakti kepada ibumu sampai 3 kali baru ayahmu” jawabnya santai dengan gaya intelektualnya,

“Oh…maksud ente harusnya ada 3 hari dalam setahun kita memperingati hari ibu?” jawabku polos,

“Memang otakmu baling ya!” jawabnya sambil terkekeh,

“aku Cuma bias nulis bud, kalau mikir-mikir yang begitu loding ku lama” jawabku membuat kami berdua terkekeh,

“Gini ya,.. kita kan baelajar bahasa arab, sekarang aku mau nanyak, bahasa arabnya buku apa?” Tanya Budi,

“Kitabun” jawabku,

“Kalau 2 buku?” Tanya Budi,

“Kitabaani” jawabku santai,

“Kalau bukunya lebih dari 2?” Tanya Budi,

“Jama’ ‘kutuubun’” jawabku masih santai,

“nah itu pinter, kalau bukunya 4?” Tanya Budi lagi,

“Masih menggunakan jama’ juga ‘kutuubun’” jawabku masih bingung,

“Makin pinter, sekarang kamu tau kan kenapa nabi nyebut ibu sampai 3 x?” Tanya Budi membuatku semakin bingung.

            Perbincangan pun terhenti karena Jaros berbunyi, sebelum tidur aku terus berfikir keras dengan pernyataan Budi tadi yang sedikit liar, tapi lama-lama ku piker masuk akal juga, kalau nabi mengingatkan untuk berbakti kepada ibu hanya sekali atau dua kali artinya masih terbatas, tapi nabi sebutkan tiga kali ibumu….ibumu….ibumu…., emang benar sih di dalam bahasa arab sesuatu yang melebihi dua disebut jama’, jama’ bias di artikan banyak, banyak yang tak punya jumlah artinya tak terhingga, mungkin ini ni asal muasal lagu “Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa”.

“Terus siapa yang punya ide memperingati hari ibu hanya satu hari, harusnya tiga hari yakan Bud?” tanyaku dalam mimpi,

“Memang dasar entek gak nyambung penulis gadungan hahahaha” jawab budi sambil terkekeh dalam mimpiku.

Libasan rotan di pahaku mendarat dari ustadz Mughni karena telat solat subuh………

            Buat para pembaca maafkan pikiran-pikiran liar saya ya, boleh dikoreksi di kolom komentar kok tulisan saya hehe, buat seluruh ibu di dunia “I LOVE YOU”, terkhusus buat Bunda Adnen, Mamak Kay dan Mama Ukasya.

Rabu, 14 Desember 2022

ANAK KU

Oek..Oekkk....Oekk.. Akhirnya kau menatap dunia anakku,  

Menepis kerinduan sembilan bulan lamanya, 

Kudengar suaramu lantang dari selah-selah kaki ibumu,

Kuharap kau terus sadar asal hadirmu merobek kulit ibumu yang berteriak akhhh...akhhh

Senyum yang terselimuti rasa sakit sambil mencubit kulit gelap ayahmu,

Kubisikan pelan dengan mata yang memerah agar nama tuhan mu yang pertama kali kau dengar,

Pakaian terbaik hasil bersimpuh keringat di bawah terik panas matahari ku pakaikan,

Ibumu masih bersimpuh di pojok sana,

Kau hadirkan senyum tipis bibir mu dengan mata terpejam di sudut sini,

Kuingat pertama kali kau terbalut kain coklat seragam dengan koplok di kepalamu,

Kuingat tahun, bulan, hari, jam, menit dan detik ini sambil menadahkan tangan ke atas,

Tak ku pinta rupa hanya ku pinta hadirmu dengan selamat,

Ingat lah anak ku,

Jangan lantangkan suaramu melebihi teriakan ibumu saat kepalamu merobek kulitnya pun ayahmu,

Ingat lah anak ku,

Kuharap besarmu bermanfaat buat nama yang pertama ku bisikan di telinganmu,

Ingat lah anak ku,

Ada harap yang tak pernah lelah ku panjatkan di setiap sujud ku,



PASCA ISRA'MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW

  Assalamualaikum Wr.Wb Hai sobat literasi dimanapun berada, gimana ni uda baca apa aja akhir-akhir ini, jangan sampai hilangkan kebiasaan...