Selasa, 14 September 2021

MAUT ITU HANYA DALAM TUJUH HARI INI

            Malam itu sekitar pukul 19:26 Wib berbunyi dering suara handphone  pertanda ada pesan masuk, ternyata ada pesan dari group IKRH memohon doa untuk kesembuhan ibunda Komandan Ginting, setelah beberapa saat sekitar pukul 01:09 Wib kabar duka kami terima melalui pesan whatssapp group, Innalillahi wa inna ilayhi roji’un, warga IKRH turut berduka atas berpulangnya ibunda dari TAMRIN HUSNI GINTING (Komandan Ginting), duka yang sangat mendalam  setelah belum lama ini kabar duka juga kami dengar dari ustadz kami  ustadz Joni.

Seperti biasa warga IKRH akan mengadakan kunjungan ke kediaman duka seperti sebelumnya di kediaman ustadz Joni,  kali ini kembali berkumpul di kediaman Komandan Ginting untuk mendoakan ibunda beliau, sepenggal kisah beliau pernah terselamatkan dari kecelakaan pesawat yang menewaskan semua penumpangnya, seharusnya Komandan kami itu ada di dalamnya untuk penerbangan menuju Jakarta bersama teman beliau yang sudah almarhum, almarhumah ibunda Komandan melalui mimpi dan naluri seorang ibu melarang Komandan Ginting untuk berangkat dan di patuhi oleh beliau, dan benar! Belum lama pesawat lepas landas kecelakaan pun terjadi, mungkin momen ini sangat menjadi sejarah bagi beliau, ceritanya panjang nanti kita sambung ya heheh….

Siang itu sambil menunggu yang lain tiba di tempat, kami asik bersenda gurau untuk menghibur sedih yang di rasakan ahlul bait, ya biasalah gurauan ala Raudhah, setelah semua hadir Akhi Hendrijal mulai membuka acara diawali dengan istighfar dan lain lain, do’a seperti biasa akhi Irhamuddin dan tausiah dari ustadz Joni Asman,  tapi setelah do’a belum sempat tausiah Azan Ashar berkumandang dan kami bersama bergegas ke mushola untuk berjam’ah.

Tapi sebenarnya saya tak ingin ceritakan tentang hari itu, tapi Akhi Irhamuddin meminta saya menulis seminggu sekali , siap perintah senior ! disambung oleh Akhi Hendrijal yang ingin namanya juga ikut serta dalam tulisan ini, walaupun sebenarnya itu hanya guyonan, tapi saya ingin cerita sedikit tentang sosok orang Aceh Tenggara satu ini, yang juga senior saya di IKRH, menurut saya humor nya kelas atas , yang paling saya ingat adalah, “beliau itu gak lama lagi (umurnya), pasti dalam tujuh hari ini” kata akhi Hendrijal,  langsung di patah kan oleh ustadz Joni, “eh jangan lah begitu ente jal” dengan raut wajah serius ala-ala Kepsek dengan santai menjawab “serius ana ustadz, bisa ana pastikan” semua terdiam sejenak kemudian disambung lagi oleh Akhi hendrijal “yak an betol ustadz dalam tujuh hari ini, dari senin sampai minggu memang ada hari selain tujuh hari ini” suasana pecah dan setiap dia hadir selalu memutar perut untuk ketawa, dan tadi itu humor kelas atas kita dipaksa berfikir lima menit lalu tertawa, selain humor saya yakini itu bagian dari dakwah untuk mengingatkan teman teman bahwa mati itu tinggal tujuh hari lagi, jadi pastikan kita semua untuk chat group minimal seminggu sekali setidaknya pertanda kita belum mati minggu ini hehehehe…..

Sambung lagi ke mushola saat sholat berjama’ah saya menjadi makmum di belakang, pemandangan luar biasa dan momen paling saya hargai, saya di imami oleh teman saya Dicky Zulkarnain, berdarah Indonesia dan china, parasnya percis china, kami berteman sejak TK, SD dan sambung di Pesantren, kata Akhi Irham memang betul dunia tak selebar daun kelor, saat itu benar saya terharu, saya kagum dengan sosok satu ini, seperti nya hidup nya penuh dengan pembelajaran, menimba ilmu kesana-kesini, dari Sumatra ke pulau Jawa menyelesaikan tahfizd Qur’an sambung ke Negri Jiran Malaysia tak henti lagi menyambung ke Madinah , bahkan kuliah di dua Universitas berbeda dan di dua Negara berbeda dalam waktu bersamaan, bagaimana bisa  seperti itu jika bukan dengan niat yang baik, dan bagaimana saya tidak terharu karena akan sesekali berjumpa beliau, dengan keilmuan dan pengalaman, bagaimana bisa saya tidak terharu saat menjadi makmumnya, rasanya ingin ulangi waktu Ashar kembali.

Banyak lagi yang hadir siang itu , setelah berjamaah kami kembali menikmati silaturahmi di kediaman Komandan Ginting sambil melihat Faal dan Widad bermain di halaman , Akhi Azwar dengan percaya dirinya, Akhi Irham dengan motivasinya, Akhi hendrijal dengan humornya, ada Akhi Nuansa dan adiknya Azmi dengan keilmuan kedokteran mereka, Dicky Zulkarnain sang pembelajar, kemudian Bana dengan sikap dinginnya, Awi pun hadir lalu Arif dengan buku-bukunya, dan para ukhti-ukhti yang saya juga kurang tau nama antunna hehe, kita bertemu dan di persatukan dalam IKRH, jikalah di akhirat nanti masuk surga dengan berkelompok-kelompok dan saya tak terlihat, tolong carikan saya dan igatkan kepada malaikat nya Allah bahwa saya bagian dari antum antum sekalian!




2 komentar:

  1. Begitu tawadhuknya adinda memfosisikan diri, tidakkah adinda pernah menghayati, Sayur akan enak bila perpaduannya lengkap, bahannya muda sedangkan kuahnya santan kelapa tua, maka akan jadi perpaduan lodeh yang nikmat, bila sebaliknya maka akan hancur cita rasanya. Tak selamanya yang tua bisa memberi makna, namun semangat yang mudalah yang selalu menimbulkan berjuta gelora. Saling dukung, saling ingat dan saling mendoa adalah bagian dari datangnya berkah. Terima kasih atas tulisan tulisan renyah adinda

    BalasHapus

PASCA ISRA'MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW

  Assalamualaikum Wr.Wb Hai sobat literasi dimanapun berada, gimana ni uda baca apa aja akhir-akhir ini, jangan sampai hilangkan kebiasaan...