Minggu, 17 Oktober 2021

TRUE STORY (PART III)

             Novel Habiburrahman El-Shirazy begitu indah karya yang disampaikan, cerita tentang obsesi Pemuda pada Titisan Cleopatra, sampai harus mengecewakan gadis asli bumi asri, wajahnya yang baby face terabaikan oleh obsesi sang pemuda yang tergila-gila pada gadis Mesir, Judulnya “Titisan Cleopatra” di sela-sela kesibukan aku gemar membaca novel-novel Habiburrahman El-Shirazy, Malam ini selesai novel itu ku baca, kulihat teman-teman terlelap berserakan di atas lantai, di sepertiga malam kupanjatkan dua do’a saja, memohon bisa lulus pada LP3B kali ini dan berharap bisa menulis seumur hidup.

                Siang ini aku tak ikut latihan untuk pertunjukan di LP3B, kucari kelas kosong yang jauh dari keramaian, mulai kulatih mulut terbata-bata menghafal teks pidato, perlahan suara ku lantang mulai bercerita pada bangku dan meja seolah itu bernyawa, ketika terdengar suara telapak kaki dari depan kelas suara ku mulai hening karena malu jika santri lain melihat ku sedang latihan, ternyata adik kelas, sambil berjalan melewati kelas, kami saling tatap-tatapan, aku di dalam kelas dan dia di luar kelas dari sela-sela jendela wajah polos dengan penuh keheranan menunjukan isi hati mungkin sedang bertanya “ngapain akhi ini disini ya?”, ataupun dia khawatir kalau aku akan melaporkan pada mudabbirnya (pengurus asrama) karena pergi menuju kelas kosong sedang waktu kemesjid sudah tiba untuk melaksanakan sholat ashar.

                Esok hari seleksi akan dimulai, kusiapkan mental hari ini untuk bisa menerima kenyataan, apapun yang  terjadi besok aku berharap bisa menerima dengan lapang dada bahwa itulah aku, banyak yang memberi dukungan dan ada juga yang pesimis , tapi mereka semua teman yang baik, teman yang aku rasa tak pernah kudapat jika bukan karena sekolah di Pondok, walaupun kadang pernah selisih paham sampai-sampai  beradu otot di mujaffaf (tempat jemuran), misal Rijal dan Fauzi harus selesaikan dua ronde dalam satu hari dan kami hanya bersorak sambil memanas-manasi satu sama lain, yah begitulah kadang-kadang kejahilan kami.

                Hari pun tiba, hari yang mengukir kisah ku hari ini, hari yang sekarang sedang ku ceritakan, selalu lulus di seleksi pertama dan kedua , yang paling menegangkan ketika harus seleksi untuk naik ke panggung besar, pun Abdan Syukri berhasil lolos di ruangan sebelah, ada enam peserta yang lolos untuk ikut ke seleksi terakhir, dan besok malam adalah penentuannya. Mereka keluar ruangan seleksi dengan penuh cerita, lima orang itu aku kenal semua hebat hebat dan hanya aku yang bukan dari kelompok mereka (Oriskor), tak butuh waktu lama untuk sampai ke asrama dan langsung bergegas mencari ketenangan di malam hari sambil berlatih untuk persiapan esok.

                Enam orang di satukan dalam satu ruangan seperti Muhadhoroh biasa, ada penonton dengan jumlah terbatas, kemudian pembawa acara membuka acara, yang membedakan ialah ada tiga orang ustadz yang  bertugas memberi  nilai, sialnya aku mendapat tampil di urutan pertama, sungguh nomor urut yang tak ku harapkan, setidaknya bisa tampil di pertengahan itu mungkin membuatku lebih tenang, tak berfikir panjang langkah maju ke depan, memakai kemeja lengan panjang rapi dimasukan kedalam celana keper, dasi kotak-kotak hitam putih sesuai dengan warna baju dan celana, dengan sepatu haibah (Van Toufel) yang baru ku semir, tak lupa peci yang lengket di kepala dan ada papan nama di atas kantong baju sebelah kiri, kusampaikan teks itu dengan hati-hati, kata demi kata yang kususun rapi hanya lima belas menit selesai kusampaikan isi kertas putih itu, kemudian urutan nomor dua tampil disusul nomor tiga sampai selanjutnya.

                Abdan Syukri tampil di urutan terakhir dan menjadi penutup dari penampilan kami malam itu, detik-detik menegangkan pun tiba, lima peserta telah di sebutkan nilainya dan Abdan Syukri mendapat nilai tertinggi malam itu, jelas dia akan menuju panggung LP3B minggu depan, hanya ada empat orang yang akan lolos dari enam peserta, dan nilaiku belum lagi di sebutkan karena ada ustadz lain datang dan membisikkan sesuatu kepada ustadz Tarmidzi yang sedang mengumumkan nilai, hati ini bergetar rasanya berharap ustadz itu cepat pergi, ntah apa yang dibisikkan, sepertinya sesuatu yang penting, tapi nilaiku lebih penting, berharap mendapat nilai di atas Abdan Syukri, akhirnya ustadz itu pergi, pengumuman nilai di lanjutkan, nilaiku berada di posisi empat dan cukup untuk memenuhi syarat tampil di panggung LP3B, Alhamdulilah masuk di empat besar walaupun nilai paling terakhir.

                Akhirnya impian itu tercapai walaupun belum sebagai juara, setidaknya bisa tampil di atas panggung itu minggu depan, hatiku kegirangan sebagai posisi terkahir, nanti pun akan hanya ada tiga juara di panggung itu, sepertinya harapan untuk mendapat juara sangat berat jika di lihat saingan yang lain begitu hebat, empat tahun hanya untuk panggung itu dan akhirnya tidak sia-sia, hanya menanti satu minggu untuk aku bisa di lihat banyak orang, aku terus berlatih penuh salama satu minggu , walaupun belum tentu juara setidaknya tidak memalukan, teks itu terus ku hafal.

                Panggung itu megah dari kejauhan, kerumunan santri mulai berdatangan, duduk diantara dua pembatas kain antara santri dan santriwati, panitia sibuk di belakang pentas pun aku yang juga panitia sekaligus peserta lebih sibuk pada diriku, beruntungnya penampilan kami di akhir acara sebagai hiburan, ustadz dan ustadzah mulai berdatangan, sebagian duduk di depan dan sebagian lagi pada tugas nya masing masing untuk memantau santri-santri, lima orang ustadz menuju kedepan  sebagai juri pada malam itu, malam yang gelap tapi indah dengan lampu warna warni di panggung, hiasan taman panggung yang di dekor sedemikian terkonsepnya, panitia putri mulai membuka acara dengan tarian persembahan,pembacaan ayat suci Al-Qur’an,  masuk kata-kata sambutan dari ketua panitia dan direktur Pondok, pembawa acara mulai mengumumkan ururtan tampil, aku sebagai penampil terakhir malam itu….



2 komentar:

  1. Bagus dinda, kamu pun bisa seperti Habiburrahman.. Teruslah berjuang...

    BalasHapus

PASCA ISRA'MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW

  Assalamualaikum Wr.Wb Hai sobat literasi dimanapun berada, gimana ni uda baca apa aja akhir-akhir ini, jangan sampai hilangkan kebiasaan...